Rasulullah saw. memerintahkan sahabat-sahabatnya yang ada di
Makkah berhijrah ke Madinah untuk bergabung dengan saudara-saudaranya kaum
muslimin Anshar. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menjadikan
untuk kalian saudara dan rumah yang kalian akan aman di sana." Maka mereka
keluar dari Makkah secara bertahap, sedangkan Rasulullah saw. tetap tinggal di
Makkah, menunggu izin dari Allah untuk keluar dari Makkah dan berhijrah ke
Madinah. Maka berhijrahlah Umar bin Al-Khattab, Thalhah, Hamzah, Zaid bin
Haritsah, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Al-Awwam, Abu Hudzaifah, Usman bin
Affan, dan sahabat-sahabat lainnya ke Madinah. Hijrah terus berjalan
sambung-menyambung sehingga yang tinggal di Makkah hanyalah Rasulullah, Abu
Bakar bin Abu Quhafah, dan Ali bin Abi Thalib serta beberapa sahabat yang
ditahan oleh keluarganya dan terkena fitnah.
Ketika orang-orang Quraiys mengetahui hal itu, mereka
berkumpul di Darun-Nadwah bersama Iblis yang menampakkan diri dengan rupa
seorang tua dari Najdi. Mereka bermusyawarah mengenai tindakan yang akan mereka
tempuh untuk menghadapi Rasulullah saw., karena mereka mengkhawatirkan bangsa
Arab akan membela dan menolong Rasulullah saw. setelah agamanya menang. Dalam
musyawarah tersebut, mereka sampai kepada kesepakatan untuk membunuh Rasulullah
saw.. Pada waktu yang sama, Jibril a.s. datang kepada Rasulullah saw. dan
berkata kepada beliau saw., "Maiam ini engkau jangan tidur di tempat
tidurmu." Maka Rasulullah saw. memerintahkan Ali r.a.untuk tidur di tempat
beliau, dan Ali r.a. pun tidur di tempat Rasulullah saw. dan berselimut dengan
selimut Rasulullah saw. yang berwarna hijau. Dengan demikian, Ali r.a. adalah
orang pertama yang mempertaruhkan nyawanya di jalan Allah.
Kemudian Rasulullah saw. keluar dari kepungan mereka dan Allah
telah membutakan penglihatan mereka dari melihat Rasulullah saw., sehingga
tidak ada seorang pun di antara mereka yang melihat Rasulullah saw.. Rasulullah
saw. juga telah menaburkan debu yang ada di genggamannya ke atas kepala mereka.
Kemudian Rasulullah saw. mendatangi Abu Bakar dan berkata
kepadanya, "Sesungguhnya Allah swt. telah mengizinkan aku untuk keluar
meninggalkan Makkah berhijrah ke Madinah." Abu Bakar berkata, "Engkau
menginginkan teman, ya Rasulullah?" Beliau saw. menjawab, "Ya, aku
memerlukan teman." Abu Bakar r.a. pun menangis karena gembira, Selanjutnya
Abu Bakar r.a. menyiapkan dua kendaraan yang telah beliau persiapkan untuk
perjalanan ini, dan beliau r.a. mengupah Abdullah bin Uraiqath untuk memandu
jalan bagi keduanya.
Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a. keluar dari Makkah dengan
sembunyi-sembunyi, Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar yang mengetahui
keberangkatan beliau berdua. Abu Bakar r.a. menyuruh putranya, Abdullah bin Abu
Bakar, agar selalu memantau komentar orang-orang di Makkah mengenai keduanya
dan melaporkannya kepadanya. Beliau r.a. juga menyuruh hamba sahayanya, Amir
bin Fahirah, agar menggembala kambing-kambingnya pada siang hari dan
menggiringnya pada malam hari ke tempat yang dekat dengan keduanya, sedangkan
Asma' binti Abu Bakar bertugas membawakan makanan untuk keduanya. Mereka berdua
berhenti di gua Tsur dan masuk bersembunyi di dalamnya. Ketika mereka telah
masuk ke dalam gua, Allah swt. mengirim laba-laba yang langsung membuat rumah
antara mulut gua dan pohon yang terletak di depan gua. Laba-laba itu menutupi
Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a., dan Allah swt. memerintahkan dua ekor
burung dara liar datang ke depan pintu gua. Keduanya mengepakkan sayapnya dan
bertelur di tempat antara laba-laba dan pohon itu.
Sementara itu orang-orang musyrik mengikuti jejak Rasulullah
saw.. Akan tetapi, Allah swt. menghalangi hati mereka sehingga mereka
kebingungan. Mereka melihat sarang laba-Iaba di mulut gua. Keadaan inilah yang
ditunjukkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya, "Maka Allah menurunkan
ketenangan-Nya kepadanya (Muhammad), dan menolongnya dengan tentara yang kamu
tidak melihatnya." (Q.s. At-Taubah: 40).
Ketika keduanya berada di dalam gua, tiba-tiba Abu Bakar
melihat kaki orang-orang musyrik. Maka dia berkata, "Seandainya salah
seorang dari mereka mengangkat telapak kakinya, tentu mereka akan melihat
kita." Rasulullah saw. bersabda, "Bagaimana pendapatmu tentang dua
orang, sedangkan yang ketiga adalah Allah swt.?" Terhadap kejadian inilah
Allah swt. berfirman, "Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika
keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah
kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita'(Q.s. At-Taubah: 40).
Setelah orang-orang Quraisy kehilangan jejak Rasulullah
saw., mereka mengadakan sayembara untuk menerima hadiah seratus unta bagi orang
yang bisa menemukan dan membawa Rasulullah saw. kepada mereka. Mereka berdua
tinggal di dalam gua selama tiga malam. Kemudian keduanya melanjutkan
perjalanan disertai Amir bin Fahirah dan seorang penunjuk jalan dari kaum
musyrikin yang diupah oleh Rasulullah saw.. Penunjuk jalan itu membawa
ketiganya berjalan melalui jalan pantai.
Ketamakan untuk mendapatkan seratus ekor unta telah
mendorong Suraqah bin Malik bin Ja'syam untuk mencari Rasulullah saw. dan
menyerahkannya kepada orang-orang Quraisy. Maka dia mengarahkan kendaraannya
mengikuti jejak Rasulullah saw. Dalam pencariannya itu kudanya tergelincir
sehingga dia terjatuh. Akan tetapi, dia tetap bersikeras melanjutkan pencarian.
Dia menaiki kendaraannya lagi dan melanjutkan perjalanan. Untuk kedua kalinya,
binatang yang dikendarainya itu tergelincir sehingga dia terjatuh. Dia bangun
lagi dan menaiki kendaraannya lagi untuk mencari Nabi saw.. Ketika dia melihat
rombongan Nabi saw., binatang kendaraannya tergelincir untuk ketiga kalinya,
dan kaki bagian depannya masuk ke dalam tanah. Kemudian dia meminta pertolongan
kepada Nabi saw., dan dia mengira bahwa kaki kudanya akan keluar. Kemudian kaki
kudanya meloncat lagi dan bumi menahan kaki kudanya sampai dua atau tiga kali,
dan dia terjatuh darinya.
Melihat hal itu, Suraqah memahami bahwa Rasulullah saw.
berada di dalam penjagaan Allah ta'ala dan sesungguhnya Rasulullah saw. akan
menang. Maka dia memanggil rombongan Nabi saw. seraya berkata, "Aku adalah
Suraqah bin Ja'syam, tunggulah aku, aku akan berbicara dengan kalian. Demi
Allah, aku tidak akan menyakiti kalian. Maka Rasulullah saw. berkata kepada Abu
Bakar, "Katakanlah kepadanya, 'Apa yang kamu inginkan dari kami'?"
Suraqah menjawab, "Aku ingin engkau menulis surat perjanjian antara engkau
denganku." Maka Amir bin Fahirah menulis sebuah surat di atas sebuah
tulang atau potongan kain, dan Rasulullah saw. bersabda kepada Suraqah,
"Bagaimana pendapatmu jika kamu memakai gelang perhiasan Kisra?" Sabda
Nabi saw. itu terbukti ketika negeri Kisra berhasil ditaklukkan pada zaman Umar
bin Khattab r.a.. Ketika itu gelang, sabuk, dan mahkota Kisra dibawa ke hadapan
Umar r.a„ dan beliau memanggil Suraqah bin Malik untuk memakaikan gelang
tersebut kepadanya. Dengan demikian terbuktilah nyatalah sabda Rasulullah saw..
Dalam perjalanan itu, mereka melewati Ummi Ma'bad
Al-Khuza'iyyah yang memiliki seekor kambing yang kurus karena kekeringan. Maka
Rasulullah saw. memegang putingnya dengan tangannya dan membaca basmalah dan
berdoa sehingga kambing itu keluar air susunya, dan beliau saw. memberi minum
kepada Ummu Ma'bad dan sahabat-sahabatnya, sehingga mereka semua kenyang,
kemudian beliau sendiri meminumnya. Setelah itu, beliau memerah lagi sehingga
wadahnya penuh. Ketika Abu Ma'bad, kembali ke rumah, dia bertanya tentang
peristiwa yang terjadi selama kepergiannya. Istrinya berkata, "Demi Allah,
ada seorang laki-laki pembawa keberkahan telah mampir di tempat kita ini, ia
berkata begini dan begitu." Dan Ummu Ma'bad menceritakan sifat-sifat Nabi
saw. yang mulia. Abu Ma'bad pun berkata, "Demi Allah, dialah orang yang
dicari-cari oleh orang-orang Quraisy."
Penunjuk jalan terus membawa mereka berjalan, sehingga
mereka sampai di Quba', sebuah tempat di pinggiran Madinah Munawwarah. Hari itu
bertepatan dengan tanggal dua belas Rabi'ul-Awwal, hari Senin, dan Rasulullah
saw. berhenti di rumah Kultsum bin Al-Hadm dan mengerjakan shalat Jum'at di
lembah Bani Salim bin Auf. Inilah shalat Jum'at pertama di Madinah Munawwarah. Kemudian
beliau saw. masuk Madinah, dan unta yang ditungganginya duduk berhenti di depan
pintu masjid sebanyak tiga kali, yang pada waktu itu masih berupa tempat
penambatan unta milik Sahal dan Suhail. Keduanya adalah putra Amr, yang
meninggalkannya sebagai anak yatim dan kemudian diasuh oleh As'ad bin Zurarah.
Sebuah riwayat mengatakan bahwa keduanya diasuh oleh Mu'adz bin Afra'. Kemudian
Rasulullah saw. membeli tanah tersebut seharga sepuluh dinar. Ketika Rasulullah
saw. sampai di Madinah, beliau menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari selama
tujuh bulan, karena beliau r.a. adalah salah seorang paman Abdul-Muththalib.
Ucapan pertama kali yang didengar dari beliau saw. adalah,
"Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, dan
kerjakanlah shalat di malam hari ketika orang-orang tidur, maka kalian akan
masuk surga dengan selamat."
Di Madinah, sebelumnya terdapat berhala-berhala yang
disembah oleh kaum laki-laki. Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, mereka
mendatangi berhala-berhala tersebut dan menghancurkannya. Kemudian Rasulullah
saw. mengutus Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi' dengan membawa dua unta dan lima
ratus dirham ke Makkah. Keduanya kembali dengan membawa serta Fatimah, Ummu
Kultsum, Saudah binti Zam'ah, Usamah bin Zaid, dan ibu Usamah, yaitu Barakah
yang dijuluki Ummu Aiman radhiyallaahu 'anhum ajma'iin. Abdullah bin Abu Bakar
juga keluar dari Makkah dengan membawa seluruh keluarga Abu Bakar r.a.