Kata Share | Mas Sehat | Ston SEO Responsif Blogger Template

Hijrahnya Rasulullah saw.

Rasulullah saw. memerintahkan sahabat-sahabatnya yang ada di Makkah berhijrah ke Madinah untuk bergabung dengan saudara-saudaranya kaum muslimin Anshar. Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya Allah telah menjadikan untuk kalian saudara dan rumah yang kalian akan aman di sana." Maka mereka keluar dari Makkah secara bertahap, sedangkan Rasulullah saw. tetap tinggal di Makkah, menunggu izin dari Allah untuk keluar dari Makkah dan berhijrah ke Madinah. Maka berhijrahlah Umar bin Al-Khattab, Thalhah, Hamzah, Zaid bin Haritsah, Abdurrahman bin Auf, Zubair bin Al-Awwam, Abu Hudzaifah, Usman bin Affan, dan sahabat-sahabat lainnya ke Madinah. Hijrah terus berjalan sambung-menyambung sehingga yang tinggal di Makkah hanyalah Rasulullah, Abu Bakar bin Abu Quhafah, dan Ali bin Abi Thalib serta beberapa sahabat yang ditahan oleh keluarganya dan terkena fitnah.
Ketika orang-orang Quraiys mengetahui hal itu, mereka berkumpul di Darun-Nadwah bersama Iblis yang menampakkan diri dengan rupa seorang tua dari Najdi. Mereka bermusyawarah mengenai tindakan yang akan mereka tempuh untuk menghadapi Rasulullah saw., karena mereka mengkhawatirkan bangsa Arab akan membela dan menolong Rasulullah saw. setelah agamanya menang. Dalam musyawarah tersebut, mereka sampai kepada kesepakatan untuk membunuh Rasulullah saw.. Pada waktu yang sama, Jibril a.s. datang kepada Rasulullah saw. dan berkata kepada beliau saw., "Maiam ini engkau jangan tidur di tempat tidurmu." Maka Rasulullah saw. memerintahkan Ali r.a.untuk tidur di tempat beliau, dan Ali r.a. pun tidur di tempat Rasulullah saw. dan berselimut dengan selimut Rasulullah saw. yang berwarna hijau. Dengan demikian, Ali r.a. adalah orang pertama yang mempertaruhkan nyawanya di jalan Allah.
Kemudian Rasulullah saw. keluar dari kepungan mereka dan Allah telah membutakan penglihatan mereka dari melihat Rasulullah saw., sehingga tidak ada seorang pun di antara mereka yang melihat Rasulullah saw.. Rasulullah saw. juga telah menaburkan debu yang ada di genggamannya ke atas kepala mereka.
Kemudian Rasulullah saw. mendatangi Abu Bakar dan berkata kepadanya, "Sesungguhnya Allah swt. telah mengizinkan aku untuk keluar meninggalkan Makkah berhijrah ke Madinah." Abu Bakar berkata, "Engkau menginginkan teman, ya Rasulullah?" Beliau saw. menjawab, "Ya, aku memerlukan teman." Abu Bakar r.a. pun menangis karena gembira, Selanjutnya Abu Bakar r.a. menyiapkan dua kendaraan yang telah beliau persiapkan untuk perjalanan ini, dan beliau r.a. mengupah Abdullah bin Uraiqath untuk memandu jalan bagi keduanya.
Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a. keluar dari Makkah dengan sembunyi-sembunyi, Hanya Ali dan keluarga Abu Bakar yang mengetahui keberangkatan beliau berdua. Abu Bakar r.a. menyuruh putranya, Abdullah bin Abu Bakar, agar selalu memantau komentar orang-orang di Makkah mengenai keduanya dan melaporkannya kepadanya. Beliau r.a. juga menyuruh hamba sahayanya, Amir bin Fahirah, agar menggembala kambing-kambingnya pada siang hari dan menggiringnya pada malam hari ke tempat yang dekat dengan keduanya, sedangkan Asma' binti Abu Bakar bertugas membawakan makanan untuk keduanya. Mereka berdua berhenti di gua Tsur dan masuk bersembunyi di dalamnya. Ketika mereka telah masuk ke dalam gua, Allah swt. mengirim laba-laba yang langsung membuat rumah antara mulut gua dan pohon yang terletak di depan gua. Laba-laba itu menutupi Rasulullah saw. dan Abu Bakar r.a., dan Allah swt. memerintahkan dua ekor burung dara liar datang ke depan pintu gua. Keduanya mengepakkan sayapnya dan bertelur di tempat antara laba-laba dan pohon itu.
Sementara itu orang-orang musyrik mengikuti jejak Rasulullah saw.. Akan tetapi, Allah swt. menghalangi hati mereka sehingga mereka kebingungan. Mereka melihat sarang laba-Iaba di mulut gua. Keadaan inilah yang ditunjukkan oleh Allah swt. dalam firman-Nya, "Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepadanya (Muhammad), dan menolongnya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya." (Q.s. At-Taubah: 40).
Ketika keduanya berada di dalam gua, tiba-tiba Abu Bakar melihat kaki orang-orang musyrik. Maka dia berkata, "Seandainya salah seorang dari mereka mengangkat telapak kakinya, tentu mereka akan melihat kita." Rasulullah saw. bersabda, "Bagaimana pendapatmu tentang dua orang, sedangkan yang ketiga adalah Allah swt.?" Terhadap kejadian inilah Allah swt. berfirman, "Sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya, 'Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah bersama kita'(Q.s. At-Taubah: 40).
Setelah orang-orang Quraisy kehilangan jejak Rasulullah saw., mereka mengadakan sayembara untuk menerima hadiah seratus unta bagi orang yang bisa menemukan dan membawa Rasulullah saw. kepada mereka. Mereka berdua tinggal di dalam gua selama tiga malam. Kemudian keduanya melanjutkan perjalanan disertai Amir bin Fahirah dan seorang penunjuk jalan dari kaum musyrikin yang diupah oleh Rasulullah saw.. Penunjuk jalan itu membawa ketiganya berjalan melalui jalan pantai.
Ketamakan untuk mendapatkan seratus ekor unta telah mendorong Suraqah bin Malik bin Ja'syam untuk mencari Rasulullah saw. dan menyerahkannya kepada orang-orang Quraisy. Maka dia mengarahkan kendaraannya mengikuti jejak Rasulullah saw. Dalam pencariannya itu kudanya tergelincir sehingga dia terjatuh. Akan tetapi, dia tetap bersikeras melanjutkan pencarian. Dia menaiki kendaraannya lagi dan melanjutkan perjalanan. Untuk kedua kalinya, binatang yang dikendarainya itu tergelincir sehingga dia terjatuh. Dia bangun lagi dan menaiki kendaraannya lagi untuk mencari Nabi saw.. Ketika dia melihat rombongan Nabi saw., binatang kendaraannya tergelincir untuk ketiga kalinya, dan kaki bagian depannya masuk ke dalam tanah. Kemudian dia meminta pertolongan kepada Nabi saw., dan dia mengira bahwa kaki kudanya akan keluar. Kemudian kaki kudanya meloncat lagi dan bumi menahan kaki kudanya sampai dua atau tiga kali, dan dia terjatuh darinya.
Melihat hal itu, Suraqah memahami bahwa Rasulullah saw. berada di dalam penjagaan Allah ta'ala dan sesungguhnya Rasulullah saw. akan menang. Maka dia memanggil rombongan Nabi saw. seraya berkata, "Aku adalah Suraqah bin Ja'syam, tunggulah aku, aku akan berbicara dengan kalian. Demi Allah, aku tidak akan menyakiti kalian. Maka Rasulullah saw. berkata kepada Abu Bakar, "Katakanlah kepadanya, 'Apa yang kamu inginkan dari kami'?" Suraqah menjawab, "Aku ingin engkau menulis surat perjanjian antara engkau denganku." Maka Amir bin Fahirah menulis sebuah surat di atas sebuah tulang atau potongan kain, dan Rasulullah saw. bersabda kepada Suraqah, "Bagaimana pendapatmu jika kamu memakai gelang perhiasan Kisra?" Sabda Nabi saw. itu terbukti ketika negeri Kisra berhasil ditaklukkan pada zaman Umar bin Khattab r.a.. Ketika itu gelang, sabuk, dan mahkota Kisra dibawa ke hadapan Umar r.a„ dan beliau memanggil Suraqah bin Malik untuk memakaikan gelang tersebut kepadanya. Dengan demikian terbuktilah nyatalah sabda Rasulullah saw..
Dalam perjalanan itu, mereka melewati Ummi Ma'bad Al-Khuza'iyyah yang memiliki seekor kambing yang kurus karena kekeringan. Maka Rasulullah saw. memegang putingnya dengan tangannya dan membaca basmalah dan berdoa sehingga kambing itu keluar air susunya, dan beliau saw. memberi minum kepada Ummu Ma'bad dan sahabat-sahabatnya, sehingga mereka semua kenyang, kemudian beliau sendiri meminumnya. Setelah itu, beliau memerah lagi sehingga wadahnya penuh. Ketika Abu Ma'bad, kembali ke rumah, dia bertanya tentang peristiwa yang terjadi selama kepergiannya. Istrinya berkata, "Demi Allah, ada seorang laki-laki pembawa keberkahan telah mampir di tempat kita ini, ia berkata begini dan begitu." Dan Ummu Ma'bad menceritakan sifat-sifat Nabi saw. yang mulia. Abu Ma'bad pun berkata, "Demi Allah, dialah orang yang dicari-cari oleh orang-orang Quraisy."
Penunjuk jalan terus membawa mereka berjalan, sehingga mereka sampai di Quba', sebuah tempat di pinggiran Madinah Munawwarah. Hari itu bertepatan dengan tanggal dua belas Rabi'ul-Awwal, hari Senin, dan Rasulullah saw. berhenti di rumah Kultsum bin Al-Hadm dan mengerjakan shalat Jum'at di lembah Bani Salim bin Auf. Inilah shalat Jum'at pertama di Madinah Munawwarah. Kemudian beliau saw. masuk Madinah, dan unta yang ditungganginya duduk berhenti di depan pintu masjid sebanyak tiga kali, yang pada waktu itu masih berupa tempat penambatan unta milik Sahal dan Suhail. Keduanya adalah putra Amr, yang meninggalkannya sebagai anak yatim dan kemudian diasuh oleh As'ad bin Zurarah. Sebuah riwayat mengatakan bahwa keduanya diasuh oleh Mu'adz bin Afra'. Kemudian Rasulullah saw. membeli tanah tersebut seharga sepuluh dinar. Ketika Rasulullah saw. sampai di Madinah, beliau menginap di rumah Abu Ayyub Al-Anshari selama tujuh bulan, karena beliau r.a. adalah salah seorang paman Abdul-Muththalib.
Ucapan pertama kali yang didengar dari beliau saw. adalah, "Sebarkanlah salam, berilah makan, sambunglah tali persaudaraan, dan kerjakanlah shalat di malam hari ketika orang-orang tidur, maka kalian akan masuk surga dengan selamat."

Di Madinah, sebelumnya terdapat berhala-berhala yang disembah oleh kaum laki-laki. Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, mereka mendatangi berhala-berhala tersebut dan menghancurkannya. Kemudian Rasulullah saw. mengutus Zaid bin Haritsah dan Abu Rafi' dengan membawa dua unta dan lima ratus dirham ke Makkah. Keduanya kembali dengan membawa serta Fatimah, Ummu Kultsum, Saudah binti Zam'ah, Usamah bin Zaid, dan ibu Usamah, yaitu Barakah yang dijuluki Ummu Aiman radhiyallaahu 'anhum ajma'iin. Abdullah bin Abu Bakar juga keluar dari Makkah dengan membawa seluruh keluarga Abu Bakar r.a.

Artikel terbaru :

Kata Share | Mas Sehat | Ston SEO Responsif Blogger Template